Dewasa ini, seiring
dengan pesatnya perkembangan dunia traveling di
Indonesia,
makin banyak juga traveler yang mengabadikan
kisah perjalanan mereka dalam sebuah buku.
Berikut adalah lima
buku tentang traveling yang
akan mengubah cara pandang kita mengenai perjalanan.
Buku - buku ini tak hanya
menceritakan destinasi dengan detail melainkan juga sisi lain dari
sebuah perjalanan.
1. Shantaram oleh Gregory David Roberts
Bercerita tentang Lindsay, pria Kanada yang
menggunakan paspor palsu New Zealand kemudian melarikan diri dari penjara lalu
terdampar di Mumbai. Dalam perjalanannya di Mumbai, Lin bertemu dengan pria
lokal, Prabaker yang awalnya menjadi guide nya namun pada akhirnya menjadi teman yang
mengiringi petualangan Lin di negeri eksotis India.
Kejadian tak terduga
terjadi, ketika Lin dicopet dan kehilangan semua uang termasuk identitas
palsunya yang membuat dia terkatung-katung di Mumbai. Sampai akhirnya dia harus
tinggal di daerah kumuh dan belajar bertahan hidup.
Novel ini akan
membawa kita pada perjalanan mengenai India lengkap dengan spiritual dan segala
keeksotisannya plus kemungkinan - kemungkinan terkejam yang bisa saja terjadi
saat berpelesir.
Novel yang
berdasarkan kisah nyata sang penulis ini mengajarkan kita akan selalu ada
kejadian tak terduga dalam setiap perjalanan. Entah persahabatan, cinta bahkan
pengkhianatan. Namun yakini saja bahwa setiap ketulusan, kebaikan dan
perjuangan akan selalu membuahkan hasil yang baik juga.
2. The Naked Traveller Anthology Horror oleh Trinity dkk
Ada 10 penulis yang
menuangkan kisah perjalanan horornya di sini. Salah satu yang menarik adalah
cerita yang ditulis oleh Ariy mengenai pengalaman menyeramkan yang dia dan
rekan - rekan kantornya alami saat harus tinggal di gedung lama yang digunakan
perusahaan tempat dia bekerja sebagai ruang kantor.
Cara menulis yang
humoris walaupun cerita yang dituliskannya bertema horor membuat yang membaca
cukup terhibur walaupun ada kesan seramnya juga.
Kalau mau yang lebih
horor lagi, ada cerita perjalanan Trinity ketika berlibur ke Jepang, bagaimana
dia melihat penampakan perempuan Jepang dengan rambut panjang duduk di sofa
kamarnya. Ternyata hotel tempatnya menginap tersebut pernah menjadi lokasi
pembunuhan.
Membaca kumpulan
pengalaman horor karya Trinity dkk akan membuka perspektif kita mengenai sebuah
perjalanan. Ada banyak kemungkinan yang terjadi, salah satunya kejadian horor
yang sewaktu - waktu bisa kita temui. Solusinya ? Anggap saja sebagai bunga - bunga
perjalanan yang membuat perjalananmu semakin menarik dan sarat cerita.
3.
The
Geography of Bliss oleh Eric Weiner
Jadi si penulis cerita ini berkeliling dunia
untuk mencari negara mana yang paling bahagia. Mulai dari Belanda, Swiss,
Bhutan, Qatar, Islandia, Moldova, Thailand, Inggris, India dan Amerika.
Sebuah novel
perjalanan yang kaya akan memoar, bukan hanya bercerita tentang tujuan tetapi
juga cerita tentang orang-orang lokal yang ditemui selama perjalanan tersebut
berlangsung.
Ada banyak pengalaman
menarik yang ditemui sang penulis selama dia berkelana mencari negara mana yang
paling berbahagia. Eric Weiner juga mencari tahu, apa definisi sebenarnya dari “bahagia”
di tiap negara.
Apakah benar kebahagiaan bisa ditentukan dari kondisi geografi
seseorang, dimana dia tinggal, lingkungan dimana dia dibesarkan serta
kebudayaan tempat dia berinteraksi ?
Buku ini memberikan
pencerahan bagi orang - orang yang mencari kebahagiaan dari traveling.
Kebahagiaan bukan mengenai tempat melainkan
dari cara memandang dan menjalani hidup itu sendiri.
Tempat, lokasi hanyalah
“kacamata” buat kita untuk memandang dunia dengan perspektif baru.
4. Bule Hunter oleh Elisabeth Oktofani
Novel ini memang agak sedikit miris, namun
ada benarnya juga, walaupun ketika penerbitannya ada sebagian yang
tidak setuju karena dibilang terlalu “mengecilkan” perempuan Indonesia
yang konon mengejar bule. Sebagian besar lokasi cerita ini adalah Jogja. Buku
ini bercerita mengenai pengalaman penulis, teman - teman penulis ataupun
orang-orang dikenal penulis yang menjadikan bule sebagai pencapaian.
Tak bisa dipungkiri,
terkadang memang harus diakui ada fenomena traveling untuk tujuan lain seperti asmara dengan orang
asing untuk meningkatkan ekonomi.
Membaca novel ini membuka mata kita, ternyata
selalu ada fenomena - fenomena ajaib dibalik selimut traveling dan bermacamnya
tujuan seseorang saat melakukan perjalanan dan tentu saja setiap orang punya
alasannya sendiri. Asal, jangan sampai merusak diri dan orang lain.
5. Selimut Debu oleh Agustinus Wibowo
Tulisan mengalir dari Agustinus Wibowo
mengenai tempat penuh intrik politik, peperangan yaitu Afghanistan. Sebuah
negeri yang indah namun setiap hari harus bertempur dengan polemik di negerinya
sendiri.
Bagaimana penduduknya bertahan dengan kondisi yang demikian ? Belum
lagi peperangan antar suku, krisis kepercayaan kepada pemimpin, kontradiksi
kebudayaan, semua dikisahkan Agustinus dengan piawai sekaligus bikin bergidik
juga.
Mungkin selama ini
kita menjalani travelling sebagai sebuah
perjalanan saja menikmati keindahan, menyebarkannya melalui jejaring sosial
sebatas itu saja.
Tapi tahukah kita, setiap tempat yang kita datangi mungkin
saja mengalami krisis ataupun masalah yang harus dihadapinya.
Dengan menghormati, memaknai dan menjadikan
setiap cerita humanis dari tempat - tempat yang kita datangi sebagai ruang untuk
berbenah diri atau mungkin ada sedikit kebaikan kecil yang bisa kita lakukan
untuk daerah yang kita kunjungi tersebut akan menjadikan perjalanan kita lebih
bermakna dibandingkan dengan sekadar menikmatinya saja.
Demikian dan Terima Kasih,
Semoga Bermanfaat . . .
0 komentar:
Posting Komentar